Sunday, October 25, 2015

Wednesday, September 30, 2015

ACG System

Teknologi dibidang otomotif nggak ada matinya, sekarang saya akan menjelaskan tentang sistem ACG Starter yang sudah diterapkan pada motor honda VARIO Techno 125. ACG singkatan dari Alternating Current Generator yaitu sistem yang menghasilkan arus listrik bolak-balik (AC) dan Starter adalah alat untuk memulai kerja suatu alat lain. Jadi ACG Starter adalah kombinasi dari 2 alat tersebut

Apa perbedaan Sistem Starter ACG dengan sistem Starter Konvensional??



Untuk perbedaan fisik, pada sistem ACG tidak menggunakan dinamo starter dan mekanisme gigi starter (Sliding Gear) untuk mengengkol mesin, sehingga dapat mengurangi suara kasar dari gigi-gigi starter dan mengurangi getaran mesin. Sedangkan starter konvensional menggunakan dinamo starter

Sistem Kerja ACG Starter

Ada 3 Komponen Utama pada sistem ACG Starter yaitu :
1. Koil (Kumparan, Lilitan kawat).  STATOR
2. Magnet; Baik yang permanen maupun yang elektromagnet (Alternator menggunakan elelktromagnet).  ROTOR
3. Gerakan untuk mengubah posisi medan magnet (memotong garis gaya magnet). MOTOR/MESIN

Untuk menghasilkan gerakkan juga membutuhkan komponen yang sama bedanya komponen terakhir diganti sumber listrik, jadi :
- Gerakan/putaran untuk menghasilkan listrik adalah Generator
- Listrik untuk menghasilkan gerakan/putaran adalah Motor listrik/Starter
ACG starter mengkombinasikan keduanya jadi tidak perlu motor starter terpisah, dan berat sepeda motor jadi berkurang

Sistem Kerja Mekanik


Gambar diatas adalah penampang ACG starter dimana Flywheel yang berhubungan dengan gerakan piston dan stator yang berisi kumparan. Cara kerjanya adalah arus listrik dialirkan ke stator yang berupa kumparan sehingga kumparan Stator akan berlaku sebagai Magnet Listrik (elektromagnet)



Flywheel juga mempunyai Magnet yang menempel pada permukaan dalamnya. Saat Kumparan Stator berubah menjadi magnet (elektromagnet) maka dia akan bertemu dengan magnet flywheel. Jika magnet bertemu dengan magnet akan menyebabkan pergerakan..... "Flywheel akan bergerak dan akan menggerakan piston untuk menyalakan mesin

Prinsip Kerja Electric "ACG Starter"

Saat mesin belum menyala dan pengendara menekan tombol starter, ECU (Electronic Control Module) menerima sensor tersebut dan mengarahkan arus listrik menuju ke 18 Kumparan dengan 3 Hall berbeda. Ketika ada arus listrik searah (DC) mengalir pada lilitan kawat yang memiliki inti besi akan muncul medan magnet (prinsip kerja pereangkat elektromagnet). Karena dibagi menjadi 3 Hall, maka elektromagnet yang muncul akan menghasilkan sifat tarik-menarik atau tolak-menolak. Setelah itu, kutub elektromagnet tersebut akan bereaksi dengan magnet-magnet permanen pada flywheel yang disusun dengan kutub-kutub berbeda pula. Sehingga flywheel pun bergerak memutar dan otomatis memutar kruk as dan piston pun bergerak naik - turun

Kemudian setelah mesin hidup, ECU akan memutus tegangan listrik ke Stator dan sekarang beralih fungsi dari starter menjadi Generator AC yang setelah melewati rectifier akan menjadi arus DC untuk mengisi baterai.

Kelebihan ACG Starter
  • Tanpa menggunakan dinamo starter, sepeda motor jadi lebih ringan dan konsumsi bahan bakar lebih efisien
  • Menggunakan ECU gabung dengan Fuel Injection, memaksimalkan kemampuan ECU
  • Tidak ada suara kasar dan bising ketika tombol starter ditekan, karena tidak ada komponen mekanis yang perlu bertautan
  • Dapat digunakan untuk sistem yang menerapkan mematikan mesin saat sepeda motor idle/tidak bergerak

Monday, December 1, 2014

FUNGSI SENSOR PADA ENGINE HPI

FUNGSI CONTROL SYSTEM PADA HPI
1. ATMOSFERIC PRESSURE SENSOR
Terpasang pada control valve unit untuk mendeteksi tekanan atmosfir yang sinyalnya    berupa sinyal analog dan diteruskan ke controller.

2. BOOST PRESSURE SENSOR
Terpasang pada  intake  manifold  untuk  mendeteksi  boost pressure dari turbocharger ( intake pressure ) dan diteruskan  ke controller dalam bentuk sinyal analog.

3. INTAKE AIR TEMPERATURE SENSOR
Dipasang pada intake manifold untuk mendeteksi temperature udara  masuk ke ruang bakar dan diteruskan ke controller dalam bentuk sinyal analog.

4. OIL PRESSURE SENSOR
Terpasang pada cylinder block pada system pelumasan untuk mendeteksi tekanan pada system pelumasan dan sinyalnya diteruskan ke controller berupa sinyal analog.

5. FUEL TEMPERATURE SENSOR
Terpasang pada control valve fuel untuk mendeteksi temperature bahan bakar yang disupply dari pompa dan diteruskan ke controller berupa sinyal analog.

6. COOLING WATER TEMPERATURE SENSOR
Terpasang pada thermostat housing untuk mendeteksi temperature air pendingin kemudian diteruskan  ke controller dalam bentuk sinyal analog.

7. ENGINE SPEED SENSOR
Terpasang pada flywheel housing untuk mendeteksi kecepatan putaran dari flywheel kemudian diteruskan ke controller dalam bentuk sinyal analog.

8. FUEL PUMP PRESSURE SENSOR
Terpasang pada fuel pump untuk mendeteksi tekanan output dari pompa yang kemudian diteruskan ke controller dalam bentuk sinyal analog.

9. FUEL RAIL PRESSURE SENSOR.
Terpasang pada control valve fuel untuk mendeteksi tekanan fuel setelah fuel rail actuator ( tekanan bahan bakar yang di-injeksikan pada system ) dan diteruskan ke controller dalam bentuk sinyal analaog.

10. TIMING RAIL PRESSURE SENSOR
Terpasang pada control valve fuel untuk mendeteksi tekanan setelah timing rail actuator ( pada circuit timing injection ) dan diteruskan  ke controller dalam bentuk sinyal analog.

11. THROTTLE SENSOR
Terpasang pada unit diluar engine, untuk mendeteksi sudut accelerasi ( kecepatan ) dari engine sinyalnya dikirim ke controller dalam bentuk sinyal analog.

12. REMOTE THROTTLE SENSOR
Dipasang pada unit diluar engine, untuk mendeteksi sudut accelerasi pada unit dan sinyalnya dikirim ke controller dalam bentuk sinyal analog.

13. IDLING FALIDATION SWITCH
Dipasang pada unit diluar engine, untuk mendeteksi idling setting dan sinyalnya dikirim ke controller  dalam bentuk sinyal ON OFF.

14. TROUBLE SHOOTING  SWITCH
Dipasang pada unit diluar engine, bila ada code error akan ditampilkan oleh LED dan sinyalnya dikirim ke-controller dalam bentuk sinyal  ON OFF.

15. ENGINE CONTROLLER
Dipasang pada control valve unit untuk mengontrol semua system pada engine.

16. FUEL PUMP ACTUATOR
Terpasang pada fuel pump, menerima sinyal output dari controller kemudian mengontrol tekanan output dari pump dengan jumlah yang tetap.

17. FUEL SHUT OFF VALVE
Terpasang pada control valve unit, menerima sinyal output dari controller kemudian mengontrol bukaan saat operasi atau menutup saat engine stop dari supply fuel pump.

18. FUEL RAIL ACTUATOR
Terpasang pada control valve unit, menerima sinyal output dari controller yang meng-adjust pressure pada fuel rail   ( fuel injection amount circuit ) untuk mengontrol jumlah fuel yang di-injeksikan.

19. TIMING RAIL ACTUATOR
Terpasang pada control valve unit yang menerima sinyal output dari controller untuk mengatur tekanan fuel dari timing rail ( fuel injection timing circuit ) dan mengontrol waktu injection bahan bakar.

20. ELECTRIC HEATER
Terpasang pada unit diluar engine, menerima sinyal output dari controller untuk menggerakan pemanas listrik atau alat Bantu start.

21. DUAL OUTPUT SOLENOID
Terpasang pada unit diluar engine, menerima sinyal output dari controller untuk menggerakn peralatan lain     ( Applicable device ).

22. WARNING ( YELLOW ) LED
Terpasang pada unit diluar engine, menerima sinyal output dari controller dan ketika terjadi kondisi tidak normal / code error akan ditampilkan berupa lampu menyala dan mati ( berkedip panjang ).

23.  STOP ( RED ) LED
Terpasang pada unit diluar engine, menerima sinyal out put dari controller, ketika terjadi kondisi tidak normal / code error akan menunjukkan tampilan berupa lampu menyala dan mati ( ber-kedip2 ).

24. CHECK ( ORANGE ) LED
Terpasang pada unit diluar engine, menerima sinyal output dari controller, ketika terjadi kondisi tidak normal / code error akan ditampilkan lampu menyala atau berkedip panjang. Peralatan ini terpasang pada unit tergantung dari model unitnya.

FUNGSI COMPONENT FUEL SYSTEM  SAA6D170E-3
1. FUEL TANK.
Tempat penampungan fuel / bahan bakar.

2. FUEL FILTER
Sebagai penyaring fuel dari fuel tank ke fuel pump yang dilengkapi dengan water separator dan drain plug.Dengan filtering area 1 m2 x 2

3. GEAR PUMP ( THROCHOID PUMP )
Untuk mensuply fuel melalui regulator housing ke-control valve assembly untuk diteruskan ke Injectors.
Yang dilengkapi dengan :
a. SCREEN ( 36 Micron )
Untuk    menyaring  fuel  dari  pompa  ke system terhadap  partikel – partikel  halus ( 36 Micron ).

b. SCREEN ( 105 Micron )
Untuk  menyaring  fuel  dari  by pass  valve kembali ke return dengan diameter ( > 105 Micron ).

c. BY PASS VALVE
Untuk mengembalikan fuel ke-suction pump, apabila terjadi kebuntuan pada control orifice

d. REGULATOR VALVE
Untuk membatasi tekanan yang dihasilkan oleh pompa Yang akan menuju ke discharge.

e. RELIEF VALVE
Sebagai safety dari pump jika  screen buntu.

f. CONTROL ORIFICE
Mengontrol pressure yang menuju pressure sensor

g. RELIEF ORIFICE
Mengontrol pressure yang menuju ke actuator

h. RELIEF VALVE
Sebagai safety pada actuator jika terjadi kebuntuan pada screen.

i. DISCHARGE  CHECK VALVE
Mengarahkan fuel yang keluar dari Pump ke control valve  Assy dan mencegah back Pressure  dari control valve Assy.

4. FUEL PRESSURE CONTROL VALVE ASSEMBLY
Berfungsi menerima aliran fuel dari pompa masuk kedalam control valve assembly diteruskan ke kedua control system terdiri dari :
a.TIMING RAIL  ACTUATOR VALVE
Mengontrol Injection Time secara proposional sesuai signal yang diberikan oleh ECM ( Engine Control Module )

b.FUEL LEAK THROTTLE  (220 CC/min )
Sebagai saluran ke Injection Timing pada saat Rail Timing Actuator Valve membuka  Kecil  ( low idling )

c. TIMING RAIL PRESSURE SENSOR
Mengontrol pressure timing rail dan memberikan Informasi ke ECM.

d. SHUTT OFF VALVE
Berfungsi untuk membuka dan menutup saluran dari pompa ke fuel rail actuator.

e. FUEL RAIL ACTUATOR VALVE
Berfungsi untuk mengatur jumlah aliran fuel yang Ke injector sesuai dengan sinyal ECM

f. FUEL LEAK THROTTLE N ( 100 CC/min )
Sebagai saluran ke lower plunger pada saat Fuel Rail Control Vave  membuka kecil ( low  idling )      

g. FUEL RAIL PRESSURE SENSOR
Berfungsi untuk mengontrol pressure pada fuel rail Dan memberikan informasi ke ECM.

5. INJECTOR ASSEMBLY
Berfungsi untuk menemprotkan fuel kedalam ruang bakar Yang terdiri dari :

a. TIMING ORIFFICE
Mengontrol Pressure /tekanan yang akan menuju ke Injection Timing pada Injector.

b. FUEL ORIFFICE
Mengontrol Pressure /tekanan fuel yang akan menuju ke lower plunjer pada Injector.

c. GRAFITY CHECK VALVE
Mencegah terjadinya tekanan balik /Back pressure dari lower plunger  pada Injector

d. BY PASS ORIFFICE
Mengontrol pelumasan ke lower plunger  pada Injector.

e. PLUNGER
Mengabutkan fuel sesuai timing dan jumlah fuel.

f. GRAFITY CHECK VALVE
Mencegah terjadinya back pressure dari fuel cooler

6.  FUEL COOLER
Menurunkan temperatur fuel yang keluar dari Injector ke Fuel tank dengan  media air.