Sunday, December 4, 2016

CARA SETTING MAIN PUMP lanjutan

CLSS ( Closed Center Load Sensing System ) yang mempunyai beberapa kelebihan yaitu :
 - Fine control tidak terpengaruh dengan load.
 - Fine control bisa dilakukan walaupun untuk kerja digging.
 - Pada saat proses kombinasi dapat dilakukan dengan lebih mudah, karena dengan adanya flow divider.
 - Lebih hemat energi dengan adanya variable pump kontrol sesuai beban yang diterima pada saat operasi.

CLSS terdiri dari 4 komponen utama yaitu variable capacity piston pump, control valve, dan hydraulic cylinder.
Hydraulic pump terdiri dari pump body, PC valve dan LS valve.

Prinsip dasar CLLS system pada hydraulic excavator komatsu:
Untuk pengaturan sudut pompa menggunakan LS valve dan PC valve.
LS valve akan bekerja berdasarkan perbedaan pressure dari main pump pressure PP dengan LS pressure yang berasal dari output control valve. Atau SPLS = PP – PLS.
Sudut swash plate pada main pump akan akan menjadi maksimum pada saat SPLS berada di bawah set pressure LS valve.
Hal  ini  terjadi pada saat  load  dari actuator besar. Dan bila SPLS berada di atas set pressure maka sudut pompa akan menjadi minimum.

Fungsi LS Valve
LS (Load Sensing) valve akan digunakan untuk  mendeteksi beban kerja dan mengatur flow discharge main pump.
Valve  ini  akan  mengatur  main  pump delivery (Q) sesuai dengan differential pressure (∆PLS) = PP–LS, disebut sebagai LS differential pressure karena merupakan perbedaan antara main pump pressure PP dan control valve outlet port pressure PLS.
Pressure (PLS) atau disebut sebagai LS pressure akan masuk dari control valve output.LS selector pressure akan masuk dari proportional solenoid valve.

Hubungan antara LS differential pressure  dengan main  pump pressure (PP) dan LS pressure (PLS) adalah : ∆PLS = PP – PLS
Dan  pump delivery (Q) akan berubah.Perubahan  tersebut  mengacu kepada LS selector current   (ISIG) dari LS-EPC valve.

Bila arus LS - EPC berubah dari 0 Ampere menjadi 1 Ampere, maka setting kekuatan dari spring juga akan berubah maka pump delivery switching point akan berubah.
Bila LS differential berubah pada pada 10 kg/cm2 sampai dengan 25 kg/cm2, maka controller akan merubah supply arus menuju ke LS – EPC, sehingga LS – EPC akan memberikan supply pressure oli yang akan digunakan untuk mendorong LS valve.
Bila arus yang masuk ke LS – EPC semakin  besar,  maka supply oli yang akan keluar menuju ke LS valve juga akan semakin besar.Semakin besar LS differential pressure, maka sudut pompa akan menjadi semakin minimal.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulan bahwa LS valve adalah, bila control valve dalam keadaan netral, maka sudut pompa akan dibuat menjadi minimum untuk mengurangi kerugian hydraulic / hydraulic loss pada saat attachment tidak digerakkan.
Kemudian pada saat hydraulic system relief karena beban berlebih maupun saat cylinder berada di posisi end stroke, maka sudut pompa juga akan diposisikan ke posisi minimum untuk mencegah terjadinya overheat hydraulic dan beban berlebih yang diterima oleh engine.
Pompa akan berada pada posisi sudut maksimum  atau flow  discharge  besar pada saat unit beroperasi dan pressure di system tidak melebihi relief system.


Fungsi PC Valve :
Pada saat pump discharge pressure PP1 (self pressure) dan PP2 (other pump pressure) dalam kondisi high pressure, maka PC valve akan mengatur kerja dari pompa.Sehingga, banyaknya flow oli yang akan di supplay ke control valve akan dijaga sesuai beban dari engine, walaupun control lever telah kita digerakkan ke posisi full stroke.

Bila discharge pressure dari pompa telah mengalami kenaikan pressure karena beban yang diterima selama operasi, maka PC valve akan menurunkan flow delivery dari pompa.Namun bila pump delivery pressure menjadi turun, maka PC valve akan menaikkan pump delivery.

Controller akan memonitor actual engine speed dengan menggunakan media engine speed sensor.
Bila engine speed mengalami penurunan karena bertambahnya beban operasi, maka controller akan mengurangi sudut pompa.Sehingga, pump flow delivery akan berkurang.Bila pump flow delivery berkurang, maka engine tidak akan mati karena beban operasi yang berlebihan.

Demikian sedikit penjelasan mengenai CLLS system pada hydraulic system excavator komatsu,semoga bermanfaat dan akan saya lanjutkan di kesempatan yang akan datang.

salam,
hartono

16 comments:

  1. Sangat membantu..semoga penulis diberi kesehatan dan perlindungan dari yang maha kuasa..ditunggu posting berikutnya

    ReplyDelete
  2. Mohon bantuannya pak,adakah perbedaan rotor pc200-7 dg pc200-8?

    ReplyDelete
  3. Tolong om bantuannya, PC 130f komatsu kalau kombinasi bom sama maju, jalannya ngangguk" ,tolonge one penjelasannya

    ReplyDelete
  4. Tolong penjelasannya om.. Yhundai 210-7 laju dan kelincinya lambat sekali.. Nggak ada tenaganya

    ReplyDelete
  5. Sayang tidak di jelaskan juga,ketika setting pump hyd,brp pressure LS & pressure EPC Valbe nya juga...

    ReplyDelete
  6. Cara mengatasi arm kurang tenaga pada sk200-8

    ReplyDelete
  7. Kenapa kalo trek maju dijalankan pressure langsung turun jadi 60 kalo mundur pressurenya cuma 160 an tolong penjelasannya om

    ReplyDelete
  8. Itu mur 22 buat setel apa ya?sama yamg kunci 14..

    ReplyDelete
  9. mohon bantuan pak prolem boom lambat apalagi kombinasi sebelumnya terima kasih

    ReplyDelete
  10. Mohon pencerahanx bos, alat aku kobelko tdk berpungsi handel mundurnx yg sebla kanan,

    ReplyDelete
  11. Mau tanya om, bagaimana cara menghentikan HM pada komatsu/7 pada posisi alat sedang kerja

    ReplyDelete
  12. Penyebab house swing kekiri sering lepas...?

    ReplyDelete
  13. Mohon petunjutxpc 200-7 low ower

    ReplyDelete
  14. Bagaimana cara menentukan cylinder dan piston pada main pump pc200-7 yang sudah tidak bagus ? Terima kasih

    ReplyDelete
  15. Mohon pencerahan utk pc200-7 apakah bisa sistem elektrik di rubah menjadi manual (tanpa mengunakan controller dan monitor). Tks

    ReplyDelete