Sunday, January 28, 2018
Sunday, December 11, 2016
CHECK PORT MAIN PUMP
Semangat pagi kawan kawan semua,bertemu kembali dalam bahasan hydraulic system khusunya CLLS system untuk pump regulation dari salah satu distributor unit alat berat yaitu KOMATSU.
Pada materi sebelumnya kita sudah mengetahui fungsi dan cara kerja dari komponen CLLS dan untuk sekarang ini,akan kita bahas cara mengukur dari pump regulation.
Gambar di samping merupakan gambar yang saya ambil dari shop manual unit komatsu.Di situ ditunjukan posisi pemasangan ptrssure gauge untuk bagian yang akan dilakukan pengukuran pump regulation.
Pastikan jangan sampai salah memasang pressure gauge,perhatikan nilai dari pressure gauge, jangan sampai memasang pressure gauge yang nilainya di bawah nilai pressure gauge yang dicantumkan pada gambar tersebut.
Alangkah baiknya lakukan pemasangan pressure gauge seperti gambar di samping agar saat pengukuran dapat diketahui bersama ukuran ukuran yang menjadi standard dari CLLS system itu sendiri.
Pada materi sebelumnya kita sudah mengetahui fungsi dan cara kerja dari komponen CLLS dan untuk sekarang ini,akan kita bahas cara mengukur dari pump regulation.
Gambar di samping merupakan gambar yang saya ambil dari shop manual unit komatsu.Di situ ditunjukan posisi pemasangan ptrssure gauge untuk bagian yang akan dilakukan pengukuran pump regulation.
Pastikan jangan sampai salah memasang pressure gauge,perhatikan nilai dari pressure gauge, jangan sampai memasang pressure gauge yang nilainya di bawah nilai pressure gauge yang dicantumkan pada gambar tersebut.
Alangkah baiknya lakukan pemasangan pressure gauge seperti gambar di samping agar saat pengukuran dapat diketahui bersama ukuran ukuran yang menjadi standard dari CLLS system itu sendiri.
Gambar di atas merupakan form yang digunakan untuk mengukur performance dari unit excavator khusus nya PC200-8 dari KOMATSU.
Sebelum melakukan pengukuran CLLS system alangkah baiknya memastikan kodisi engine terlebih dahulu dengan cara melakukan parameter pengukuran pada form yang pertama.Setelah hasil pengukuran engine normal,silahkan melanjutkan melakukan pengukuran ke hydraulic systemnya.
Demikian uraian singkat dari persiapan melakukan pengukuran CLLS system dan juga lokasi port untuk melakukan pengecekan serta form standard dari KOMATSU dapat digunakan sebagai acuan untuk mengetahui performance dari unit excavator.
Pada kesempatan mendatang kita akan bahas satu per satu cara mengukur dan melakukan penyetelan jika hasil pengukuran pada main pump terjadi deviasi.
salam,
hartono
Sunday, December 4, 2016
CARA SETTING MAIN PUMP lanjutan
CLSS ( Closed Center Load Sensing System ) yang mempunyai beberapa kelebihan yaitu :
- Fine control tidak terpengaruh dengan load.
- Fine control bisa dilakukan walaupun untuk kerja digging.
- Pada saat proses kombinasi dapat dilakukan dengan lebih mudah, karena dengan adanya flow divider.
- Lebih hemat energi dengan adanya variable pump kontrol sesuai beban yang diterima pada saat operasi.
CLSS terdiri dari 4 komponen utama yaitu variable capacity piston pump, control valve, dan hydraulic cylinder.
Hydraulic pump terdiri dari pump body, PC valve dan LS valve.
Prinsip dasar CLLS system pada hydraulic excavator komatsu:
Untuk pengaturan sudut pompa menggunakan LS valve dan PC valve.
LS valve akan bekerja berdasarkan perbedaan pressure dari main pump pressure PP dengan LS pressure yang berasal dari output control valve. Atau SPLS = PP – PLS.
Sudut swash plate pada main pump akan akan menjadi maksimum pada saat SPLS berada di bawah set pressure LS valve.
Hal ini terjadi pada saat load dari actuator besar. Dan bila SPLS berada di atas set pressure maka sudut pompa akan menjadi minimum.
Fungsi LS Valve
LS (Load Sensing) valve akan digunakan untuk mendeteksi beban kerja dan mengatur flow discharge main pump.
Valve ini akan mengatur main pump delivery (Q) sesuai dengan differential pressure (∆PLS) = PP–LS, disebut sebagai LS differential pressure karena merupakan perbedaan antara main pump pressure PP dan control valve outlet port pressure PLS.
Pressure (PLS) atau disebut sebagai LS pressure akan masuk dari control valve output.LS selector pressure akan masuk dari proportional solenoid valve.
Hubungan antara LS differential pressure dengan main pump pressure (PP) dan LS pressure (PLS) adalah : ∆PLS = PP – PLS
Dan pump delivery (Q) akan berubah.Perubahan tersebut mengacu kepada LS selector current (ISIG) dari LS-EPC valve.
Bila arus LS - EPC berubah dari 0 Ampere menjadi 1 Ampere, maka setting kekuatan dari spring juga akan berubah maka pump delivery switching point akan berubah.
Bila LS differential berubah pada pada 10 kg/cm2 sampai dengan 25 kg/cm2, maka controller akan merubah supply arus menuju ke LS – EPC, sehingga LS – EPC akan memberikan supply pressure oli yang akan digunakan untuk mendorong LS valve.
Bila arus yang masuk ke LS – EPC semakin besar, maka supply oli yang akan keluar menuju ke LS valve juga akan semakin besar.Semakin besar LS differential pressure, maka sudut pompa akan menjadi semakin minimal.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulan bahwa LS valve adalah, bila control valve dalam keadaan netral, maka sudut pompa akan dibuat menjadi minimum untuk mengurangi kerugian hydraulic / hydraulic loss pada saat attachment tidak digerakkan.
Kemudian pada saat hydraulic system relief karena beban berlebih maupun saat cylinder berada di posisi end stroke, maka sudut pompa juga akan diposisikan ke posisi minimum untuk mencegah terjadinya overheat hydraulic dan beban berlebih yang diterima oleh engine.
Pompa akan berada pada posisi sudut maksimum atau flow discharge besar pada saat unit beroperasi dan pressure di system tidak melebihi relief system.
Fungsi PC Valve :
Pada saat pump discharge pressure PP1 (self pressure) dan PP2 (other pump pressure) dalam kondisi high pressure, maka PC valve akan mengatur kerja dari pompa.Sehingga, banyaknya flow oli yang akan di supplay ke control valve akan dijaga sesuai beban dari engine, walaupun control lever telah kita digerakkan ke posisi full stroke.
Bila discharge pressure dari pompa telah mengalami kenaikan pressure karena beban yang diterima selama operasi, maka PC valve akan menurunkan flow delivery dari pompa.Namun bila pump delivery pressure menjadi turun, maka PC valve akan menaikkan pump delivery.
Controller akan memonitor actual engine speed dengan menggunakan media engine speed sensor.
Bila engine speed mengalami penurunan karena bertambahnya beban operasi, maka controller akan mengurangi sudut pompa.Sehingga, pump flow delivery akan berkurang.Bila pump flow delivery berkurang, maka engine tidak akan mati karena beban operasi yang berlebihan.
Demikian sedikit penjelasan mengenai CLLS system pada hydraulic system excavator komatsu,semoga bermanfaat dan akan saya lanjutkan di kesempatan yang akan datang.
salam,
hartono
- Fine control tidak terpengaruh dengan load.
- Fine control bisa dilakukan walaupun untuk kerja digging.
- Pada saat proses kombinasi dapat dilakukan dengan lebih mudah, karena dengan adanya flow divider.
- Lebih hemat energi dengan adanya variable pump kontrol sesuai beban yang diterima pada saat operasi.
CLSS terdiri dari 4 komponen utama yaitu variable capacity piston pump, control valve, dan hydraulic cylinder.
Hydraulic pump terdiri dari pump body, PC valve dan LS valve.
Prinsip dasar CLLS system pada hydraulic excavator komatsu:
Untuk pengaturan sudut pompa menggunakan LS valve dan PC valve.
LS valve akan bekerja berdasarkan perbedaan pressure dari main pump pressure PP dengan LS pressure yang berasal dari output control valve. Atau SPLS = PP – PLS.
Sudut swash plate pada main pump akan akan menjadi maksimum pada saat SPLS berada di bawah set pressure LS valve.
Hal ini terjadi pada saat load dari actuator besar. Dan bila SPLS berada di atas set pressure maka sudut pompa akan menjadi minimum.
Fungsi LS Valve
LS (Load Sensing) valve akan digunakan untuk mendeteksi beban kerja dan mengatur flow discharge main pump.
Valve ini akan mengatur main pump delivery (Q) sesuai dengan differential pressure (∆PLS) = PP–LS, disebut sebagai LS differential pressure karena merupakan perbedaan antara main pump pressure PP dan control valve outlet port pressure PLS.
Pressure (PLS) atau disebut sebagai LS pressure akan masuk dari control valve output.LS selector pressure akan masuk dari proportional solenoid valve.
Hubungan antara LS differential pressure dengan main pump pressure (PP) dan LS pressure (PLS) adalah : ∆PLS = PP – PLS
Dan pump delivery (Q) akan berubah.Perubahan tersebut mengacu kepada LS selector current (ISIG) dari LS-EPC valve.
Bila arus LS - EPC berubah dari 0 Ampere menjadi 1 Ampere, maka setting kekuatan dari spring juga akan berubah maka pump delivery switching point akan berubah.
Bila LS differential berubah pada pada 10 kg/cm2 sampai dengan 25 kg/cm2, maka controller akan merubah supply arus menuju ke LS – EPC, sehingga LS – EPC akan memberikan supply pressure oli yang akan digunakan untuk mendorong LS valve.
Bila arus yang masuk ke LS – EPC semakin besar, maka supply oli yang akan keluar menuju ke LS valve juga akan semakin besar.Semakin besar LS differential pressure, maka sudut pompa akan menjadi semakin minimal.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulan bahwa LS valve adalah, bila control valve dalam keadaan netral, maka sudut pompa akan dibuat menjadi minimum untuk mengurangi kerugian hydraulic / hydraulic loss pada saat attachment tidak digerakkan.
Kemudian pada saat hydraulic system relief karena beban berlebih maupun saat cylinder berada di posisi end stroke, maka sudut pompa juga akan diposisikan ke posisi minimum untuk mencegah terjadinya overheat hydraulic dan beban berlebih yang diterima oleh engine.
Pompa akan berada pada posisi sudut maksimum atau flow discharge besar pada saat unit beroperasi dan pressure di system tidak melebihi relief system.
Fungsi PC Valve :
Pada saat pump discharge pressure PP1 (self pressure) dan PP2 (other pump pressure) dalam kondisi high pressure, maka PC valve akan mengatur kerja dari pompa.Sehingga, banyaknya flow oli yang akan di supplay ke control valve akan dijaga sesuai beban dari engine, walaupun control lever telah kita digerakkan ke posisi full stroke.
Bila discharge pressure dari pompa telah mengalami kenaikan pressure karena beban yang diterima selama operasi, maka PC valve akan menurunkan flow delivery dari pompa.Namun bila pump delivery pressure menjadi turun, maka PC valve akan menaikkan pump delivery.
Controller akan memonitor actual engine speed dengan menggunakan media engine speed sensor.
Bila engine speed mengalami penurunan karena bertambahnya beban operasi, maka controller akan mengurangi sudut pompa.Sehingga, pump flow delivery akan berkurang.Bila pump flow delivery berkurang, maka engine tidak akan mati karena beban operasi yang berlebihan.
Demikian sedikit penjelasan mengenai CLLS system pada hydraulic system excavator komatsu,semoga bermanfaat dan akan saya lanjutkan di kesempatan yang akan datang.
salam,
hartono
Sunday, November 20, 2016
CARA SETTING MAIN PUMP EXCAVATOR
SEMANGAT PAGI !!!
Rekan rekan semua,untuk mendapatkan produktifitas excavator maka kita harus mengetahui kondisi unit excavator itu sendiri.Dari dari mulai sistem engine,sistem hydraulic dan sistem electric unit tersebut.
Pada kesempatan kali ini saya akan membahas bagaimana cara mengetahui kemampuan dari hydraulic sistem unit excavator.
Perlu diketahui,bahwa sistem hydraulic excavator adalah sistem yan paling vital,jika pada sistem hydraulic sistemnya bermasalah maka akan mengganggu kinerja dari excavator itu.Tanda yang terjadi jika sistem hydraulic excavator mengalami masalah adalah terjadinya kebocoran pada ydraulic sistem ( hose,oring,seal ),tenaga unit berkurang,dan pastinya produktifitas menurun.
Sebelum pembahasan lebih lanjut,alangkah baiknya kita mengetahui structure dan fungsi bagian dari main pump itu sendiri.
Rekan rekan semua,untuk mendapatkan produktifitas excavator maka kita harus mengetahui kondisi unit excavator itu sendiri.Dari dari mulai sistem engine,sistem hydraulic dan sistem electric unit tersebut.
Pada kesempatan kali ini saya akan membahas bagaimana cara mengetahui kemampuan dari hydraulic sistem unit excavator.
Perlu diketahui,bahwa sistem hydraulic excavator adalah sistem yan paling vital,jika pada sistem hydraulic sistemnya bermasalah maka akan mengganggu kinerja dari excavator itu.Tanda yang terjadi jika sistem hydraulic excavator mengalami masalah adalah terjadinya kebocoran pada ydraulic sistem ( hose,oring,seal ),tenaga unit berkurang,dan pastinya produktifitas menurun.
Sebelum pembahasan lebih lanjut,alangkah baiknya kita mengetahui structure dan fungsi bagian dari main pump itu sendiri.
BMP = Breather fitting port
IM = PC mode selector current
ISIG = LS set pressure selector current
OCP = Oil level detection port
PAF = Front pump delivery port PAR: Rear pump delivery port
PBF = Front pump pressure input port
PBR = Rear pump pressure input port
PD1F = Case drain port
PD1R = Air breeder
PD2F = Drain plug
PD2R = Drain plug
PENF = Front control pressure detection port
PENR = Rear control pressure detection port
PEPC = EPC basic pressure port
PEPB = EPC basic pressure detection port
PFC = Front pump delivery pressure detection port
PLSC = LS set selector pressure detection port
PLSF = Front load pressure input port
PLSFC = Front load pressure detection port
PLSR = Rear load pressure input port
PLSRC = Rear load pressure detection port
PM = PC mode selector pressure detection port
PRC = Rear pump delivery pressure detection port
PS = Pump suction port
1. Front pump
2. Rear pump
3. LS valve
4. PC valve
5. LS-EPC valve
6. PC-EPC
valve
7. Variable volume valve
gambar di atas adalah main pump dari unit komatsu yang menggunakan sistem CLLS ( excavator small PC200,PC300,PC400 )
Sekian dulu pembahasan tentang hydraulic main pump pada excavator,ke depan akan saya lanjutkan untuk penjelasan fungsi dan cara melakukan penyetelan pressure pada main pump yang menggunakan sistem CLLS.Tapi jika rekan rekan sudah tidak sabar menunggu update dari blog ini,silahkan saja hubungi via email or kontak.
SEMOGA BERMANFAAT.
Sunday, October 23, 2016
ACG starter tanpa dinamo
SEMANGAT PAGI para sedulur ( walau pun sekarang masih pagi,siang,sore atau pun malam tetep semangatnya PAGI hehehe )
satu hal yang menarik kejadian kemarin , saat saya berkunjung ke rumah saudara saya.Ada 1 sepeda motor tua , kira kira tahun perakitannya tahun 1970 hanya dengan menekan handle kopling tau tau langsung bisa starter dan mesin hidup.
hal ini membuat saya terkejut , karena seharusnya motor itu starternya pakai dipancal dengan kaki ( kick starter ) tapi kok langsung bisa starter hanya dengan menekan handle coupling.
tanpa berpikir panjang saya langsung menghampiri motor itu dan melihat ada apa dengan motor ajaib itu. dan saya juga langsung mencoba motor itu.
saya tanya sama saudara saya,apa yang membuat motor ini bisa starter tanpa menggunakan dinamo starter atau pun di pancal dengan kick starter.
dia menjawab,"motor ini memakai sistem starter ACG" dan seketika saya pun tambah bingung apa itu ACG?
Kemudian dia menjelaskan apa itu ACG. ACG adalah sistem stater yang berbeda dengan model konvensional, karena pada sistem stater ini tidak menggunakan dinamo starter. Pada motor starter konvensional, motor berfungsi untuk menggerakan crankshaft. Setelah engine menyala motor starter berhenti berfungsi dan berganti menjadi generator untuk mengisi tegangan. Sementara pada tipe konvensional ada penghubung berupa gigi dan coupling mekanis yang menghubungkan antara shaft motor dan crankshaft. Proses hubung- putus pada coupling terjadi secara mekanis, sehingga menimbulkan impact dan bunyi mekanis. Jadi, saat mesin menyala , motor starter tidak lagi berfungsi.
Sistem starter ACG (Alternating Current Generator) yang menggabungkan antara sistem starter electric dengan generator yang menjadi satu paket. Rotor akan membuat magnet remanent sesuai dengan perintah ECU (Electronic Control Unit) sesuai dengan input sensor magnet yang terpasang pada rotor, untuk memaksa rotor bergerak dengan mengandalkan induksi magnet remanent pada stator agar mesin dapat melakukan siklus pembakaran. Setelah mesin bergerak dan melakukan siklus pembakaran, rotor akan menjadi generator untuk melakukan pengisian baterai dengan membuat medan listrik yang dihasilkan oleh magnet permanent pada stator.
JAdi intinya sistem ACG itu mesin bisa start tanpa menggunakan dinamo starter yang bekerja secara electric dan sederhananya saat di starter ,spull memutar crankshaft tapi setelah motor nyala,spull untuk pengisian aki.
Panjang lebar penjelasan yang diberikan pada saya,lalu dia seketika itu membongkar motor yang memakai sistem ACG itu dan menjelaskan komponen komponen dari sistem ACG pada motor itu.
sungguh menjadi pengalaman baru buat saya hari kemarin.Materi baru tentang sistem pengapian pada motor.Dan jika mungkin teman teman ingin mengubah motor tua nya menjadi ACG silahkan saja berkunjung ke bengkel CB PELITA PENGEMBARA LIAR di SOLO.
Para sedulur bisa langsung berkomunikasi langsung dengan beliau.
untuk cara lengkap ACG langsung bisa kehalaman ACG system
Subscribe to:
Posts (Atom)